Minggu, 05 April 2015

Novel Sang Pemimpi



“Sang Pemimpi”
Karya Andrea Hirata




Identitas Buku

1.       Judul Novel : SANG PEMIMPI
                            (New edition)
2.      Penulis         : Andrea Hirata
3.       Penerbit      : Bentang Anggota IKAPI (PT. Bentang Pustaka)
4.      Penyunting    : Imam Risdiyanto
5.      Halaman       : viii + 248 halaman; 20,5 cm
6.       Cetakan       : Ketiga, April 2012
7.      Kota terbit   : Yogyakarta
8.      ISBN           : 978-602-8811-37-8







Sinopsis Novel “Sang Pemimpi”
Karya Andrea Hirata

     Arai adalah saudara jauh Ikal yang telah menjadi yatim piatu sejak kelas 3 SD, ia adalah anak yang sangat tabah menjalani hidupnya. Bayangkan saja, ketika Ikal dan Ayahnya menjemput Arai, mereka sedih melihat keadaan Arai, namun Arai menghibur Ikal dengan mainan buatannya. Sedangkan Jimbron adalah sahabat setia mereka yang juga yatim piatu. Ia menjadi gagap sejak ayahnya meninggal dan iapun diangkat menjadi anak asuhnya Pendeta Geovanny. Ia sangat fanatik kepada kuda yang dianggap hewan asing di lingkungannya, bahkan ia mengerti seluk beluk setiap kuda.Tiga orang bersahabat itu tinggal di satu kamar kontrakan di pinggir Dermaga Magai. Setiap pukul 2 pagi mereka harus bangun untuk bekerja sebagai kuli ikan di Dermaga Magai.
     Mereka sering dimarahi Pak Mustar karena ulah mereka. Pak mustar adalah sosok orang yang sangat bersahaja, tegas, dan disiplin. Ia adalah pahlawan bagi anak-anak di Belitong, karena berkatnya Ikal dan teman-temannya tidak perlu menempuh jalan sejauh ratusan kilometer untuk pergi ke sebuah sekolah negeri. Pak Mustar menjadi galak karena anaknya tidak dapat masuk ke sma yang susah dibangunnya karena nemnya kurang 0.25 dari batas minimal.


     Sore itu, Mak Cik Maryamah bersama anaknya datang untuk meminjam beras. Sebenarnya mereka sudah datang tiga kali minggu ini. Mata Arai berkaca-kaca melihatnya. Arai seketika menyeret Ikal ke dalam mengambil tabungan mereka. Ikal bingung melihat tingkah Arai. Mereka mengambil uang tabungan mereka lalu melesat ke toko untuk membeli tepung, gula, gandum, dan minyak. Yang benar saja, Arai meberikan itu semua kepada Mak Cik Maryamah supaya dapat membuat roti untuk dijual sebagai penghasilan.


     Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus guru sastra mereka, ia selalu mempunyai kata-kata yang membuat muridnya takjub. Tiba-tiba tanpa diminta Pak Balia, Arai melompat , melolong keras sekali "Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan dapat dihitung! Albert Einstein, fisikawan nomor wahid!"
    Ikal mengerti taktik tengik Arai untuk membuat Nurmala berkesan.


     Setiap Minggu Pagi, Jimbron melesat ke Pabrik Cincau. Dengan senang hati Jimbron membantu Laksmi. Sorang anak yang tidak pernah tersenyum sejak keluarganya meninggal di sebuah muara yang sejak kejadian tersebut tempat itu  diberi nama Semenanjung Ayah. Laksmi diselamatkan oleh seorang Tionghoa Thong San dan kemudian diangkatlah laksmi menjadi anak angkatnya. Seperti Jimbron dengan Pendeta Geovanny, bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah yang taat.

     Dua hari sebelum penerimaan rapor, ayah dan ibu Ikal mempersiapkan segala perlengkapan dengan sangat baik. Ayah Ikal juga harus bersepeda sejauh 30 kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya itu. Orang tua murid duduk berkumpul di aula dan di kursi yang sudah diberi nomor besar-besar sesuai urutan rangking anaknya. Pak Mustar juga sudah menyiapkan sepuluh kursi didepan yang sedikit dipisahkan untuk orang tua murid yang anaknya mendapat nilai lebih baik dari teman-temannya yang lain. Beruntung kali ini Ikal dan Arai dapat mempersembahkan kursi nomor tiga dan lima untuk ayah mereka.

     Kini Ikal telah menjadi seorang yang pesimis, malas belajar, dan tak bersemangat untuk berlari. Hawa positif di dalam di Ikal telah menguap dibawa hasutan-hasutan yang melemahkannya. Bahkan yang kemarin ayahnya duduk di barisan garda depan, kini ia harus duduk dikursi nomor 75. Ikal dimarahi habis-habisan oleh Arai dan Pak Mustar.
     Berbeda dengan Jimbron yang sangat optimis dan satu minggu yang lalu ia memesan 2 celengan kuda dari Jakarta. Dan hari ini dua celengan itu datang, Jimbron senang bukan main, sejak saat itu Jimbron menjadi semangat bekerja dan upah yang diterimanya dibagi rata untuk dua celengan kudanya.

     Bendera Kapal Bintang Laut Selatan telah tampak di horizon pukul 3 sore. Dermaga itu telah dipadati orang-orang yang ingin melihat hewan yang hanya pernah dilihatnya digambar.
     Seusai zuhur, Jimbron bolos sekolah, dia hilir mudik di dermaga. Dia bersembunyi dibelakang tong-tong aspal. Dia seperti cemas dan malu. Keinginannya selama belasan tahun sebentar lagi akan terwujud di depan batang hidung.
     Kapal itupun merapat, pintu utama dibuka. Tampaklah tujuh ekor kuda. Ya tujuh ekor kuda yang dipesan Capo dari Tasmania, Australia. Yang paling menakjubkan yaitu kuda yang ketujuh, ia memiliki rambut putih yang bersih dan halus membuatnya tampak gagah berani "Subhanallah! Maha Besar Allah."
     Kuda tersebut oleh Capo diberi nama Pangeran Mustika Raja Brana.


     Kemerosotan mulai tampak pada diri Arai dan Jimbron. Keadaan semakin parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti sementara menjadi kuli ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman di Gedong.
     Arai kian tenggelam dalam pekerjaan bangunannya itu di Gedong. Ikal juga sibuk mengejar ketinggalan pelajarannya karena ujian semakin dekat. Jimbron semakin terabaikan.
    Waktu itu hari Minggu, Ikal dan Jimbron kembali tidur setelah shalat subuh. Baru beberapa menit terlelap, terdengar ketukan pelan di jendela. Di luar masih gelap, suara itu semakin dekat, Ikal dan Jimbron semakin ketakutan. Ikal memberanikan dirinya melihat di luar jendela, ia menjerit sejadi-jadinya. Pangeran Mustika mendongakkan kepalanya memasuki jendela kamar. Jimbron tak berkutik, matanya berkaca-kaca. Jimbron diberi kesempatan menungganginya. Ia sangat senang, ia memacu kudanya keluar dari batas pantai dan memasuki pasar. Ikal dan arai panik, namun mereka sadar dan mengerti tujuan Jimbron, merekapun mengambil jalan pintas tercepat ke Pabrik Cincau. Dan bertepatan dengan Jimbron, Ikal dan Arai sampai di tempat itu. Jimbron memperlihatkan kemampuannya di depan Laksmi. Setelah segala upaya dikerahkan kini berkat Jimbron ia dapat kembali tersenyum.

     Luas samudra dapat diukur, namun luasnya hati siapa sangka. Itulah Arai. Dua bulan yang lalu, dia menyerahkan diri kepada penindasan yang dilakukan Capo demi Jimbron. Waktu dia mengatakan ingin jadi kuli bangunan di Gedong tempo hari, sebenarnya diam-diam dia melamar kerja kepada Capo dengan satu tujuan, agar Jimbron dapat mendekati Pangeran.

     Tibalah tanggal 14 september.
    Usai shalat isya, Arai sudah berdandan rapi dan dia telah menyiapkan seikat bunga. Dengan bersepeda mereka bertiga menuju rumah Nurmala. Suasana sepi dan sendu. Keringat Arai bercucuran. Dia berusaha keras menenangkan dirinya. Nurmala yang tengah hilir mudik terhenti langkahnya dan menoleh ke jendela. Arai mengeraskan suaranya. Syair lagu When I Fall in Love mengalun.
    Mereka bertiga pulang dengan tangan hampa. Mereka pulang melewati kebun jagung yang daunnya basah menyayat lengan mereka, gatal dan perih. Wanita Indifferent di dalam rumah victoria itu masih sama sekali tidak dapat didekati.


     Ikal, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhir Ikal sangat baik sehingga dapat mendudukkan kembali ayahnya di deretan garda depan. Ikal dan Arai akan berangkat  ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka akan menumpang kapal Bintang Laut Selatan. Sebuah kapal ternak yang kotor dan jorok.  Hari keberangkatan merekapun datang, Jimbron menyerahkan dua celengan kudanya untuk Arai dan Ikal. Celengan itu telah disiapkan dari dulu oleh Jimbron untuk mereka.
     Setelah lima hari berada di laut, akhirnya Arai dan Ikal dapat melangkahkan kakinya di tanah ibukota. Sampai di Jakarta mereka menaiki bus. Mereka berhenti di Kota Bogor yang masih asing bagi mereka. MISI PERTAMA menemukan Terminal Ciputat gagal.
     Setelah berhari-hari mereka tidak menemukan pekerjaan yang menerimanya, bekal mereka menipis. Pekerjaan door to door salesmanpun gagal dijalaninya. Akhirnya ada tetangga kos yang mengajak mereka untuk bekerja di kios fotokopinya. Dari pekerjaan itu, Ikal menemukan pekerjaan baru yang memberinya gaji tetap. Namun sebelum bekerja, calon pegawai dilatih dahulu selama sebulan.
     Satu bulan telah berlalu, Ikal kembali ke kamar kos mereka, namun ia tidak menemui Arai. Terdapat surat yang tergeletak di depan pintu, surat itu berisi bahwa Arai telah pergi merantau ke Kalimantan.

      Sudah empat tahun berlalu, Ikal dapat mendapatkan gelar sarjana di Universitas Indonesia. Akhirnya, Arai dan Ikal dipertemukan saat tes wawancara beasiswa ke Eropa. Laporan mereka diterima dengan baik oleh juri, dan mereka akan kuliah di universitas yang sama di Eropa.





Nilai-nilai yang dapat diambil dari novel sang pemimpi
·         Memberikan nilai kesenangan
Memberi motivasi kepada pemuda jaman sekarang untuk tetap semangat dan terus berjuang untuk menggapai cita-cita yang kita telah diimpikan tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha untuk sukses. Dan kita tidak akan menyangka jika semuanya tercapai walaupun sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh kita, intinya akan indah pada waktunya jika kita ingin bangkit.

·         Memberikan nilai informasi
Dari novel tersebut dapat memberikan informasi kepada kita tentang kehidupan zaman dahulu kurang transportasi umum untuk menuju suatu tempat “harus bersepeda sejauh 30 kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya itu.”
Dan juga pemuda jaman dahulu harus bekerja demi memenuhi kebutuhannya merelakan tidak melanjutkan sekolah “Keadaan semakin parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti sementara menjadi kuli ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman di Gedong.”

·         Memberikan nilai warisan kultural

Novel sang pemimpi mempunyai nilai warisan kultural yaitu, sengsara membawa nikmat, maksudnya mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi masa kini. Novel ini menggambarkan suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, oleh generasi muda sekarang tidak sedikit yang mengalami secara fisik. Betapa susahnya masa dulu untuk menuntut cita-citanya dan menjalani hidup.

·         Memberikan nilai keseimbangan wawasan

Dari novel sang pemimpi dapat memberikan keseimbangan wawasan, yang dimaksud kita bisa melihat dan mengambil pengalaman-pengalam pelajaran hidup dijaman dulu yang mungkin sangat berbeda dari pada apa yang disajikan dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang. Novel ini dapat meberi kita semangat, tak pernah letih untuk selalu berjuang demi kesuksesan walaupun kehidupan yang sulit tapi tak pernah mengeluh dan dapat merasakan tentang arti kehidupan yang sedikit dirasakan pemuda generasi masa kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar