Peran
Keluarga Dalam Perkembangan Sosialisasi
Dibuat oleh : Nabila Firdawati
Dosen Pembimbing:
Bapak Emilianshah Banowo
Universitas Gunadarma
Depok, Indonesia
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “ Peran Keluarga Dalam Perkembangan
Sosialisasi ” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Emilianshah Banowo, yang
telah memberikan tugas membuat makalah ini yang bertemakan “ Peran keluarga dalam membangun manusia
Indonesia yang berkarakter ” sehingga saya mendapat dorongan untuk membuat
makalah dengan selesai. Orang tua, yang memfasilitasi dan memberikan doa
sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan lancar.
Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Jakarta, 31 Oktober
2014
Penulis,
Nabila Firdawati
Nabila Firdawati
Daftar Isi
Halaman Judul .....................................................................................................................i
Kata Pengantar
...................................................................................................................ii
Daftar Isi
............................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................ 2
Bab 2 Pembahasan
............................................................................................................ 3
2.1 Fungsi Keluarga Berkarakter ............................................................................ 3
2.2 Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Sosialisasi ................................ 5
2.3 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi ........................................................ 7
2.1 Fungsi Keluarga Berkarakter ............................................................................ 3
2.2 Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Sosialisasi ................................ 5
2.3 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi ........................................................ 7
Bab 3 Penutup ................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Sasaran............................................................................................................... 9
3.2 Daftar Isi.............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Sasaran............................................................................................................... 9
3.2 Daftar Isi.............................................................................................................10
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Pembahasan
mengenai peranan keluarga di dalam lingkungan sosial dan dilakukan dengan mempergunakan
sosiologi dan ilmu hukum sebagai sarana pendekatan. Artinya untuk menjelaskan
masalah itu akan dipergunakan konsep-konsep dasar yang lazim dipergunakan dalam
sosiologi dan ilmu hukum.Di semua masyarakat yang pernah dikenal, hampir semua
orang hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut
hubungan peran (role relations). Seseorang disadarkan akan adanya
hubungan peran tersebut karena proses sosialisasi yang sudah berangsung sejak
masa kanak-kanak, yaitu suatu proses dimana ia belajar mengetahui apa yang
dikehendaki oleh anggota keluarga lain daripadanya, yang akhirnya menimbulkan
kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki.(Goode, 1983)
Perkembangan karakter seorang anak
dipengaruhi oleh perlakuan keluarga terhadapnya. Karakter seseorang terbentuk
sejak dini, dalam hal ini peran keluarga tentu sangat berpengaruh. “Keluarga
merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang keluarga
(suami, istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasinya untuk dapat
memahami, menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya.” (Mudjijono, et
al., 1995)
“Manusia Indonesia yang berkualitas
hanya akan lahir dari renaja yang berkualitas, remaja yang berkualitas hanya
akan tumbuh dari anak yang berkualitas.” (TOR dalam Mudjijono,et al.,
1995). Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam
hal pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena
melalui keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.Sebagai lembaga sosial
terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai
dari keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi. Dalam keluarga,
seorang anak belajar bersosialisasi, memahami, menghayati, dan merasakan segala
aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan
sebagai kerangka acuan di setiap tindakannya dalam menjalani kehidupan.
Seiring dengan perkembangan zaman,
pendidikan moral dalam keluarga mulai luntur. Arus globalisasi menyerang di
segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga
masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran
kelurga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang
dilahirkan.
Akibat pengaruh globalisasi yang makin menguat di
setiap aspek kehidupan, banyak bangsa-bangsa di dunia yang tidak berkarakter
kehilangan jati dirinya. Tanpa di sadari budaya telah mengalami pergeseran
(akulturasi). Semula batas budaya barat dan timur terlihat jelas, namun
sekarang ini yang terjadi budaya luar secara permisif berbaur dengan budaya
lokal. Kondisi yang demikian menjadi berbahaya ttakala budaya buruk dari luar
ditelan mentah-mentah oleh anak-anak dalam sebuah keluarga. Seperti budaya
kekerasan, minum minuman keras, penyalahgunaan narkoba atau seks bebas.
Disinilah peran orang tua ditantang untuk mampu mengembalikan karakter anak
dalam kapasitas agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.
I.2 Perumusan Masalah
1. Apa fungsi keluarga
berkarakter ?
2. Bagaimana pengaruh keluarga terhadap perilaku
moral anak?
3. Bagaimana Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan mengenai Fungsi Keluarga Berkarakter.
2. Menjelaskan mengenai pengaruh keluarga terhadap
perkembangan karakter seorang anak.
3. Menjelaskan Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi.
.
BAB II
Pembahasan
2.1 Fungsi Keluarga Berkarakter
Sebagai sistem sosial terkecil,
keluarga memiliki pengaruh luar biasa dalam hal pembentukan karakter suatu
individu. “Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus, dan harus
mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan
pangan. Setiap keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain,
supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang. bagi setiap, keluarga yang
terdiri dari orang tua, anak-anak, dan biasanya suami atau istri merupakan
orang-orang tepenting di dunia ini. Mereka itulah yang memberikan kepadanya
kesejahteraan emosional serta titik keseimbangan dalam orientasi sosial. Mereka
memberi bimbingan moral, membantunya dari masa kanak-kanak menempuh usia tua
dengan mempelajari nilai-nilai budaya Jawa.
Pengertian keluarga juga dapat
dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan
kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan
dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka.
Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT,
keluarga komplek, atau keluarga Indonesia. (Munandar, 1985).
Keluarga menjalankan peranannya
sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang
anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan
anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat
ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan
untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku
yang menyimpang.
Keluarga merupakan payung kehidupan
bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi seorang anak.
Beberapa fungsi keluarga selain sebagai tempat berlindung, (Mudjijono, et al.,
1995) diantaranya :
a) Mempersiapkan
anak-anak bertingkah laku sesuai dengan niai-nilai dan norma-norma
aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).
b) Mengusahakan
tersekenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi), sehingga keluarga
sering disebut unit produksi.
c) Melindungi
anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).
d) Meneruskan
keturunan (reproduksi).
Menurut Kingslet Davis dalam Murdianto (2003)
menyebutkan bahwa fungsi keluarga ialah :
a) Reproduction, yaitu
menggantikan apa yang telah habis atau hilang untuk kelestarian sistem sosial
yang bersangkutan.
b) Maintenance, yaitu perawatan dan pengasuhan anak
hingga mereka mampu berdiri sendiri.
c) Placement, memberi posisi sosial
kepada setiap anggotanya, baik itu posisi sebagai kepala rumah tangga maupun
anggota rumah tangga, atau pun posisi-posisi lainnya.
d)
Sosialization, pendidikan serta pewarisan nilai-nilai sosial sehingga anak-anak kemudian
dapat diterima dengan wajar sebagai anggota masyarakat.
e) Economics, mencukupi kebutuhan akan
barang dan jasa dengan jalan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan
di antara anggota keluarga.
f) Care
of the ages, perawatan bagi anggota keluarga yang telah lanjut usianya.
g) Political center, memberikan
posisi politik dalam masyarakat tempat tinggal.
h) Physical protection, memberikan perlindungan fisik terutama
berupa sandang, pangan, dan perumahan bagi anggotanya.
Bila seorang anak dibesarkan pada
keluarga pembunuh, maka ia akan menjadi pembunuh. Bila seorang anak dibesarkan
melalui cara-cara kasar, maka ia akan menjadi pemberontak. Akan tetapi, bila
seorang anak dibesarkan pada keluarga yang penuh cinta kasih sayang, maka ia
akan tumbuh menjadi pribadi cemerlang yang memilki budi pekerti luhur. Keluarga
sebagai tempat bernaung, merupakan wadah penempaan karakter individu.Pada masa
sekarang ini, pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial,
politik, dan budaya. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya
anak dari kekuasaan orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam
pendidikan. Tidak seperti fungsi keluarga pada masa lalu yang merupakan
kesatuan produktif sekaligus konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman
modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian kerja yang
terspesialisasi secara lebih ketat, maka sebagian tanggung jawab keluarga
beralih kepada orang-orang yang menggeluti profesi tertentu
2.2 Pengaruh Keluarga Terhadap
Perkembangan Sosialisasi
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang mempelajari “cara hidup” masyarakat untuk
mengembangkan potensinya, baik sebagai indidu / pribadi maupun sebagai anggota
kelompok, sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan potensi tersebut, manusia harus belajar.
Selam proses belajar itulah seorang individu tumbuh menjadi seseorang “pribadi”
(person). Proses belajar inilah yang disebut sosialisasi.
a. Sosialisasi
Sosialisasi
dimulai pada saat kelahiran dan usai ketika meninggal. Sosialisasi mencakup
semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau kelompok dimana manusia
mengingatkan pengalaman hidup mereka., memperoleh karakteristik motif sosial
(Honingman, 1967).
b. Aspek
Sosialisasi Keluarga
Budaya
internal atau nilai- nilai dan kepribadian meliputi konsep kesehatan, sikap,
dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut umumnya ditangani oleh ibu.
c. Masalah yang
mungking ditemukan
Dari
sebagian besar penelitian dan literature mengenai pola perkembangna anak dari
orang tua lengkap, single parent, dan keluarga orang tua tiri di dapatkan hasil
: single- parent dan orang tua tiri merupakan dua keluarga dengan pola
sosialisasi yang unik, dan tentunya akan berdampak pada anak.
d. Fungsi
sosialisasi
Fungsi
mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
e. Tujuan
Sosialisasi
Dapat
mengetahui nilai dan norma yang berlaku di dalam sebuah masyarakat minimal
dimana individu tersebut tinggal, sehingga memungkinkan seseorang tidak
mengalami kegagalan dalam proses pergaulan.
Dapat lebih
memahami lingkungan sosial budaya suatu kelompk masyarakat sehingga seseorang
akan dengan mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang
baru. Untuk memahami kondisi lingkungan alam sekitar, sehingga sangat berguna
bagi seseorang untuk mengembangkan dan melancarkan aktivitas pekerjaannya.
f. Sikap –
Sikap Masyarakat Terhadap Masyarakat Dan Anak
Ø Sikap –sikap
masyarakat terhadap masyarakat:
·
Umumnya masyarakat berbentuk komunitas
·
Berangkat dari tradisi – tradisi sosial budaya yang
sudah ada
·
Perspektif ditinjau dari dari status sosial dan isu-
isu yang sedang berkembang
·
Menggunakan mekanisme control yang sudah lazim
digunakan
·
Menerapkan nilai nilai sosial yang sudah ada atau
terwariskan
Ø Sikap- sikap
Masyarakat Terhadap Anak – Anak :
Masyarakat mempunyai peran penting
dalam perkembangan sosialisasi anak, meskipun factor utama dan terutama asalnya
adalah dari dalam keluarga biologisnya.
Proses dan pendekatan perilaku
adalah konsep yang melatar belakangi pengaruh sosial pada anak, dan
perkembangan emosional juga merupakan pendukung.
g. Konsep
perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku
manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain, berbicara, berjalan,
menangis, tertawa, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.
Penanaman
moral pada diri seorang anak berawal dari lingkungan keluarga. Pengaruh
keluarga dalam penempaan karakter anak sangalah besar. Dalam sebuah keluarga,
seorang anak diasuh, diajarkan bebagai macam hal, diberi pendidikan mengenai
budi pekerti serta budaya. Setiap orang tua yang memiliki anak tentunya ingin
anaknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia cerdas yang memiliki budi pekerti
baik agar dapat menjaga nama baik keluarga.
Keluarga
memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang anak. Salah satu
ciri anak yang berbudi luhur adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan
hormatnya pada orang tua. Budi luhur yang melekat pada setiap orang bukan
datang dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan. Terutama dalam keluarga
dan bukan merupakan keturunan. Dengan kata lain, budi luhur tidak merupakan
keturunan melainkan merupakan produk pendidikan dalam keluarga, merupakan
perpaduan antara akal. Kehendak, dan rasa.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran
nilai-nilai kebudayaan pada masyarakat. Siaran-siaran televisi kembali menjadi
salah satu faktor penyebab lunturnya nilai-nilai tersebut. Hadirnya televisi
telah merebut perhatian anak terhadap orang tua. Anak seringkali mengabaikan
nasihat yang diberikan oleh orang tua dengan alasan nasihat tersebut terkesan
kuno. Dalam kondisi demikian, seorang anak tidak mengetahui yang sebenarnya
mengenai nilai-nilai yang seharusnya diberikan orang tua kepada anaknya.
Pada masa sekarang, intensitas bertemu antara anak
dengan orang tua sangatlah sempit. Oleh karena itu, orang tua harus mampu
membagi waktu dengan baik dan mencari saat-saat yang tepat untuk menyelipkan
pelajaran mengenai budi pekerti luhur. Pada saat makan malam misalnya, atau
pada saat menonton televisi bersama, sambil membimbing.
Kejujuran merupakan hal terpenting bagi individu dalam
menjalani hidup, dan tahap awal penanaman sikap jujur dimulai dari keluarga.
Penanaman sikap jujur dalam keluarga dapat dimulai dari perilaku orang
tua yang selalu bersikap dan berkata jujur. Dengan begitu, maka akan lebih
mudah bagi seorang anak menanamkan sikap jujur pada dirinya karena tidak pernah
merasa dibohongi. Dalam suatu keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa sesekali
seorang anggotanya melakukan suatu kebohongan. Seseorang melakukan suatu
kebohongan biasanya disebabkan oleh rasa takut karena dianggap melakukan
kesalahan atau sedang menyembunyikan sesuatu. Dalam banyak hal, sebaiknya orang
tua mendengarkan pendapat anaknya, karena bagaimana pun komunikasi dalam
keluarga harus tetap berlangsung dengan baik.
2.3 Peran Keluarga Dalam Proses
Sosialisasi
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.“Masa
kanak-kanak merupakan masa yang begitu penting untuk meletakkan dasar-dasar
kepribadian yang akan memberi warna ketika seorang anak kelak menjadi dewasa.
Karena itu, kualitas pada pola-pola perkembangan masa anak adalah sangat
penting.” (Gunarsa, 2001). “Keluarga memiliki peranan utama didalam mengasuh
anak, di segala norma dan etika yan berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan
budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-generasi
yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan moral dalam
keluarga perlu ditanamkan pada sejak dini pada setiap individu. Walau bagaimana
pun, selain tingkat pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil
tidaknya suatu pembangunan.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang
peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan
intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga, kembali
mengmbil peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Berbagai aspek pembangunan suatu
bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai aspek yang saling mendukung, salah
satunya sumber daya manusia. Terlihat pada garis-garis besar haluan negara
bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi
pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat terlepas dari peran serta
keluarga sebagai pembentuk karakter dan moral individu sehingga menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.Keberhasilan pembangunan suatu bangsa
sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik. Untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan
berbagai macam cara. Salah satu diantanya adalah melalui pendidikan. Pendidikan
baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam keluarga salah satunya.
Walaupun memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas, individu tidak akan berarti
dimata siapa pun. Pendidikan moral dimulai dari sebuah keluarga yamng
menanamkan budi pekerti luhur dala setiap interaksinya. Sumber daya manusia
berkualitas dapat dilihat dari keluarganya. Bukan hanya keluarga mampu dari
segi materi, yang dapat meningkatkan kualitas individunya melalui
tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan tetapi,
keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya manusianya.
Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil tempaan orang
tua.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu sistem
sosial terkecil yang di dalamnya dapat terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang
masing-masing memiliki peran. Anak merupakan buah dari keluarga bahagia.
Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai
mengenal bahasa.
Keluarga berfungsi sebagai
miniatur masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran hidup
dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh para anggotanya. Dalam keluarga,
orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak tersebut
memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar melalui penanaman
disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. jadi itu lah
sebab nya keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam proses
sosialisasi.
3.2 Saran
Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk
itu sebaiknya orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang
tua juga harus membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini.
Anak-anak memiliki pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang
tua tidak membuka diri terhadap perkmbangan yang ada, kelak akan menuai
kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari anak. Pada akhirnya berbuah kebohongan
dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.
Daftar Pustaka
http://amisisiliasari.blogspot.com/2012/11/keluarga-dan-sosialisasi_20.html
Armstrong, Thomas. 2005. Setiap Anak Cerdas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Effendi, Suratman, Ali Thaib, Wijaya, Dan B. Chasrul
Hadi. 1995. Fungsi Keluarga Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jambi: Departemen Pendidikan
dan Kebudayan.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
Goode, William J. 1983. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bina Aksara.
Gunarsa, Singgih D. Menyikapi Periode Kritis Pada Anak dan Dampaknya Pada Profil
Kepribadian tahun 2001 dalam Psikologi
Perkembangan Pribadi dari bayi sampai lanjut usia. Editor: S. C. Utami
Munandar. Jakarta: UI Press. 2001.
Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Grasindo.
Mudjijono, Hermawan, Hisbaron, Noor Sulistyo, dan
Sudarmo Ali. 1996 . Fungsi Keluarga
Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
.Munandar, Utami. 1983. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia: Suatu Tinjauan Psikologis.
Depok: UI Press.
Zurayk, Ma’ruf. 1997. Aku dan Anakku. Bandung: Al-Bayan (Kelompok Penerbit Mizan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar